Variasi Tenun yang Sedang Disukai Generasi Z

3 min read

Variasi Tenun saat ini dapat di jumpai dalam wujud yang tidak hanya berupa kain atau busana saja. Tak heran jika di tengah perubahan tren mode yang begitu pesat, tenun sukses menarik perhatian pangsa pasar di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z.

Intan Fauzi, Sekertaris Jenderal Cita Tenun Indonesia mengatakan, tradisi dan cerita di balik tenun itu sendiri adalah salah satu yang membuat tenun di minati oleh generasi Gen Z.

“Tenun itu memberi keunikan dan keterampilan yang sulit di temui dalam pakaian dan aksesori modern.”

“Proses pembuatan tenun dengan teknik pewarnaan alam, memakan waktu lebih lama dan menghasilkan kain tenun dengan kualitas yang baik termasuk daya tariknya.”

Demikian kata Intan Fauzi saat di temui talen.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tenun pun tak cuma berbicara soal cerita dan budaya, tetapi juga penggunaan warna alam hingga materialnya di anggap memiliki kesamaan nilai pada Gen Z yang kini juga lebih peduli dengan isu lingkungan. Lebih lanjut, Intan juga mengungkapkan beberapa hal lain terkair tenun yang di sukai Gen Z.

1. Motif yang khas dan kombinasi motif modern

Zaman dulu, kain tenun mungkin memiliki motif yang khas sesuai dengan cerita atau latar budaya di suatu daerah. Seiring waktu dan mengikuti perkembangan tren, pilihan Gen Z soal tenun kini merujuk pada kombinasi keduanya.

“Misalnya ada tenun dari Palembang, anak – anak muda saya melihatnya suka banget yang ada motif khas gitu, tapi dengan unsur yang lebih light atau modern,” kata dia.

Begitu pula dari sisi warna, banyak anak muda yang mencari tenun dengan warna yang sedang tren. “Misalnya di tahun 2022, kain tenun bernuansa atau berwarna ungu sempat menjadi yang terlaris di borong anak muda.” papar dia.

Baca Juga: https://geraibunga.id/outfit-shin-eun-soo-cheong-ah-di-drama-twinkling-watermelon/

2. Material yang nyaman digunakan

Tenun hadir dalam bentuk pakaian jadi, sehingga bisa di gunakan untuk kegiatan sehari – hari. Sementara Gen Z, mempunyai selera tersendiri soal busana dengan nuansa tenun.

“Anak muda cenderung menyukai tenun sederhana dari material ringan, tidak panas. Bentuk siluetnya juga bisa di pakai untuk bekerja atau kegiatan lainnya.” tambah Intan

Selain itu, generasi muda juga menyukai model pakaian dari tenun yang tidak ribet. Seperti di jadikan kemeja, blouse, atau top hingga outer yang simpel dan tidak berat.

3. Harga yang terjangkau

Melihat proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan waktu serta ketelitian tinggi, tak heran jika harganya pun melambung. Sementara itu kemampuan atau daya beli Gen Z ini tidak seperti orang dewasa yang mapan.

Tidak sedikit Gen Z yang mencari tenun dengan harga terjangkau. “Dari sisi harga terlihat banget. Anak – anak muda mungkin memilih tenun tapi yang terjangkau seperti di kisaran Rp 150 ribu atau Rp 350 ribu per meternya.” ungkap intan.

Hal ini pula yang mendorong para desainer, perajin atau penenun menciptakan tenun dengan material tertentu agar produknya bisa di jangkau oleh generasi muda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours