Tempat Wisata Kuburan Londa – Toraja

3 min read

Tempat Wisata Kuburan Londa – Londa merupakan salah satu komplek kuburan yang kini udah menjadi daerah wisata yang dapat kalian kunjungi. Jika kalian mendambakan mengunjungi daerah yang penuh adrenali, disini adalah temapt wisata yang paling tepat untuk kalian kunjungi nantinya. Londa Toraja merupakan kompleks pemakaman yang kini menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Meskipun memberikan kesan horor, wisata pemakaman gua alam Londa Toraja ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang mampir ke Toraja Utara.

Destinasi wisata pemakaman gua Londa ini terdapat di Desa Sangbua, Kecamatan Kesu’, Toraja Utara. Akses menuju destinasi Londa Toraja ini memadai mudah sebab pengunjung hanya wajib menempuh jarak 5 kilometer (Km) dari pusat Kota Rantepao, Toraja Utara. Sementara kalau dari arah Kota Makale Tana Toraja, berjarak kurang lebih 16 Km. Untuk masuk ke kawasan wisata Londa Toraja, pengunjung wajib membayar ongkos tiket sebesar Rp 15 ribu per orang. Terdapat dua gapura atau gerbang di destinasi wisata Londa Toraja. Gapura pertama yaitu lokasi UMKM dan lahan parkir kendaraan, selagi gapura ke-2 adalah daerah pemakaman dan gua Londa.

Penyimpanan Jenazah – Tempat Wisata Kuburan Londa

Kebiasaan masyarakat Tana Toraja yang menyimpan jenazah bukan gara-gara kepercayaan Alukta yang mereka anut. Tapi lebih pada kewajiban lakukan upacara pemakaman sebagai pelaksanaan aluk to mate (memperlakukan orang yang sudah mati secara terhormat). Karena makin lama cepat jenazah dimakamkan, dapat makin lama banyak kesempatan untuk lakukan upacara pemberkatan lainnya. Alasan lain yang melatarbelakangi penyimpanan jenazah di di dalam goa atau liang-liang bukit adalah menanti kehadiran kerabat sang jenazah yang pergi jauh gara-gara tengah merantau. Selain itu terhitung untuk berikan kesempatan terakhir bagi keluarganya menambahkan kasih sayang pada jenazah.

Baca juga: Langit-langit Mulut Bengkak, Ketahui Penyebab dan Gejala

Tradisi aluk to mate terhitung dikerjakan untuk menungggu terkumpulnya cost upacara. Pelaksanaan aluk to mate sebenarnya memerlukan dana besar. Maka, ritual penyimpanan jenazah di liang-liang bukit dimaknai sebagai kebiasaan Toraja untuk berikan kesempatan keluarga yang berduka mengumpulkan dana membeli hewan korban yang jumlahnya banyak, khususnya supaya dapat lakukan rambu solok (mengantarkan jenazah ke alam yang disebut puya).

Dahulu, sebelum akan di disimpan di di dalam Goa Londa masyarakat kebiasaan Toraja biasanya menyimpan jenazah di Rumah Tongkonan. Penyimpanan jenazah paling lama 36 malam untuk keluarga bangsawan Toraja. Di luar golongan bangsawan, dapat tidak cukup dari itu atau tidak disimpan mirip sekali gara-gara upacaranya sangat singkat. Ada sebutan yang disematkan untuk jenazah yang disimpan yaitu to makula dan to mate. To makula adalah jenazah yang disimpan dianggap hanya sebagai orang yang sakit. Sedangkan to mate, jenazah tengah di dalam rangkaian upacara atau aluk to mate. Di kira-kira peti-peti jenazah yang bertumpuk itu sering kita temukan minuman, rokok, sirih atau pakaian. Ini adalah lambang bahwa jenazah yang disimpan sebagai to makula.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours